“ternyata kita hanya wanita biasa ya.., bukan tipe wanita ambisius”kata Amara tadi malam.
“Maksudnya?”tanya saya balik. Biasa dalam hal apa?
“Kaya si Arita, akhirnya dia mau ngelepas karirnya demi keluarganya”jelasnya.
Ya.. sahabat saya -Arita- terkenal sebagai perempuan penganut feminism, mandiri, ambisius, idealis dan perfectionist bila dibandingkan dengan saya & Amara. Beberapa saat sebelum dia memutuskan untuk menikah, dia pernah memaparkan REPELITA (Rencana Pengembangan diri Lima Tahun) ke saya. Intinya dia bener-bener wanita karir dengan idealisme yang tinggi. Sampai akhirnya dia menikah kemarin dan sekarang mengandung. Semua REPELITAnya langsung buyar and she arranges a new one.
“dia lebih milih jadi ibu rumah tangga dibandingkan jadi wanita karir.. kalo lu?”tanyanya.
“gue? enough wasting my time with traffic jam, dear. I’m sick with it! gue lebih milih jadi ibu rumah tangga”kata saya.
Saya sudah menghabiskan sebagian waktu saya di (per) jalanan. Bahkan beberapa aktivitas yang seharusnya saya lakukan di tempat lain pun kadang saya lakukan di jalan, eg. tidur -saking lelahnya-
“Yap. sekali lagi kita cuma wanita biasa”katanya.