Akhirnya aku berada di sini, bersama beberapa tamu yang mulai berdatangan dan beberapa kerabat & sanak saudaramu lalu lalang untuk memastikan semuanya akan berjalan lancar.
Aku duduk menenangkan diri. Mencoba memperlambat detak jantungku, mengatur adrenalinku dan menjaga semuanya agar bekerja dengan normal agar segenap perhatian penuh tertuju kepadamu.
Tuhan, aku seharusnya datang tidak sedini ini. Menunggu setengah jam acara dimulai bagaikan menunggu 1 abad.
Stupid!
Aku mengutuk diriku sendiri yang telah mempengaruhi otakku untuk melangkahkan kakiku ke tempat ini. Sama saja menggali kuburanku sendiri. Menatapmu menunggu mempelai wanita-cantikmu berjalan menuju altar, untuk saling mengucapkan janji setia sehidup semati
Crap! bukan dia yang seharusnya ada disampingmu dengan tersenyum, menatapmu penuh cinta berkata, “Saya bersedia” kemudian kita berciuman, begitu kata dongeng-dongeng percintaan yang berakhir happy ending.
Ki, aku yang seharusnya kamu pilih jadi pendampingmu, di pertemuan kita seminggu yang lalu. Aku, Sannita. Mataharimu, duniamu, belahan jiwamu, setengah nafasmu, cinta pertamamu…
“Ki, pick me, choose me, love me…”isakku saat kamu membalikkan badan untuk meninggalkanku malam itu.
Kamu menghentikan langkahmu, alam berhenti bersuara. Helaan panjang nafasmu yang terdengar jelas dan kamu berbalik, menatapku pedih kemudian memelukku erat, erat tak mau terlepaskan.
Tuhan… tolong hentikan waktumu atau kutuk aku membeku bersamanya. Aku rela menukarnya dengan 100 reinkarnasiku demi bisa bersamanya, menyamakan ritme jantung kami, aku dan dia adalah satu. Dan Tuhan tidak mengabulkannya.
Waktu teramat cepat berlalu saat kamu melepaskan pelukanmu.
“Ta, aku ga bisa. Maaf…!”
Dan kamu meninggalkanku dengan langkah pasti tanpa berbalik dan menoleh lagi, tidak memilihku dan mengubah semua impian kita menjadi debu dalam sekejap bersama dengan tetesan pertama airmataku yang tak terbendung di sudut mataku.
Ki, pick me… pick me to be your bride..
kenapa dia gak memilih wanita itu ? apa alasannya…?
like this tu,tapi penasaran…!
atau…itu adalah teriakan batin sang cewek yg menyaksikan pernikahan mantan doinya. kalo kyk gitu, kamu buat juga kisah sebelumnya gimana. dibuat kayak cerber. ato flashback aja. tau2 tuh cewek inget masa2 mereka pacaran, apa yg bikin mereka putus, dll.
ini dari sisi cewenya. jadi semacam teriakan batinnya. ow.. cerita sebelumnya ada bu..
ntar aku bikin lagi deh mba. makasih ya mba fan
lha, ini endingnya mana bu? padahal depannya udah oke. gimana kalo kamu bikin endingnya, tuh cewek yg minta di pick ternyata sudah meninggal dunia. dan dia jadi hantu yg gentayangan, menyaksikan kekasihnya menikah dg orang lain. wah, jadi horor deh. …
itu dia mbaaa.. dakuh ga tau cara kasi ending…
eh baru baca yang ini 😀
hihihhi ada banyak yah bu???
hmmm… ini ga curhat kan??? 😆
eh tapi kalo iyah curhat… sing sabar ya…
jodoh mah pasti ada 😉
ini lagi latian nulis, mba. kan mau bikin buku keroyokan
lho, wah…ehm
eh,
tp kl dulu ga dateng… masih dianggap cerita-fiksi kok *muka polos*
pradnaaaaaaaaaaaa…. maksudnya?!